UJIAN TENGAH SEMESTER
UJIAN MID SEMESTER
NAMA :
DETA SARMILA
NIM :
A1C114012
PRODI :
PENDIDIKAN KIMIA REGULER 2014
MATA KULIAH :
WORKSHOP PENDIDIKAN KIMIA
DOSEN :
Dr. Syamsurizal, M.Si
1.
Berfikir
tingkat tinggi
a. Buatlah peta konsep tentang hidrokarbon hubungkan
antar konsep sekurang-kurangnya ada 15 konsep terkait
a. Deskripsikan pemahaman saudara secara sistematis sekurang-kurangnya
antar 5 konsep terkait
·
Hidrokarbon
adalah adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon
(C) dan hidrogen (H). Salah satu contoh senyawa hidrokarbon yang sederhana
adalah metana, dengan rumus struktur CH4.
·
Hidrokarbon
alifatik : Hidrokarbon alifatik adalah senyawa hidrogen dan karbon yang tidak
mengandung cincin benzena. Hidrokarbon alifatik cenderung mudah terbakar. Ada
beberapa jenis hidrokarbon alifatik: alkana, alkena, dan alkuna.
·
Hidrokarbon
aromatik: Hidrokarbon aromatik, atau Arenes, adalah mereka yang memiliki setidaknya
satu cincin benzena di dalamnya. Sebuah cincin benzena adalah cincin enam atom
karbon dengan tiga ikatan ganda
·
Alkana merupakanHidrokarbon
jenuh yang paling sederhana merupakan suatu deret senyawa yang memenuhi rumus
umum CnH2n+2 dan dinamakan alkana atau parafin.
·
Alkena tergolong hidrokarbon tidak jenuh yang
mengandung satu ikatan rangkap dua antara dua atom C yang berurutan, Alkena
mempunyai 2 atom H lebih sedikit dari alkana. Oleh karena itu rumus umumnya
menjadi CnH2n+2-2H = CnH2n.
·
Alkuna merupakan
deret senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang dalam tiap molekulnya mengandung
satu ikatan rangkap 3 diantara dua atom C yang berurutan. Untuk membentuk
ikatan rangkap 3 atau 3 ikatan kovalen diperlukan 6 elektron, sehingga tinggal
satu elektron pada tiap-tiap atom C tersisa untuk mengikat atom H. Jumlah atom
H yang dapat diikat berkurang dua, sehingga rumus umumnya menjadi CnH2n+2
– 4H = CnH2n-2
1.
Faktor makroskopi,mikroskopi,dan
simbolik pada materi kimia yang menyebabkan miskonsepsi
Kajian
mikroskopis yang mempunyai sifat abstraksi yang tinggi sehingga sulit dipahami
oleh pebelajar. Miskonsepsi adalah masalah penting yang memerlukan perhatian
khusus dalam mengelola pembelajaran kimia karena diperlukan kemampuan dalam
menalar yang kuat (logika) untuk bisa mengkonstruksi banyak konsep imaginatif
yang digunakan dalam kajiannya. Munculnya miskonsepsi bisa dilihat dari dua
sisi umum, yaitu karakteristik kajian kimia, dan strategi pembelajaran. Pembelajaran
Kimia idealnya mensinkronisasi kajian makroskopis, mikroskopis, dan simbol.
Pembelajaran semestinya dimulai dari kajian makroskopis kimia (kongkret),
kemudian masuk ke dunia mikroskopis (abstrak) dalam menjelaskan makroskopis
Kimia. Simbol-simbol Kimia dikenalkan setelah pembelajar memiliki pemahaman
yang memadai terhadap makroskopis dan mikroskopis Kimia. Hal ini penting
disitematisasi, karena simbol-simbol Kimia sesunggunya mewakili aspek
makroskopis dan mikroskopis Kimia. Pembelajaran yang mensinkronisasi tiga
pilar kajian Kimia (makroskopis-mikroskopis- simbol) sudah tentu membutuhkan
media terkait dengan membawa fenomena Kimia/ fakta lab ke kelas Kimia dan media
yang mampu mengkongkretisasi aspek mikroskopis yang tidak kasat mata. Visualisasi
konseptual kimia sangat penting dalam pembelajaran Kimia.
2.
Kendala
implementasi kurikulum K13
a.
Tiga
faktor utama penyebab timbulnya hambatan implementasi k13
1.
Perguruan
tinggi
Dari
segi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan diperguruan
tinggi umum. Pengetahuan dan teknologi banyak memberikan sumbangan bagi isi
kurikulum serta proses pembelajaran. Jenis pengetahuan yang dikembangkan di
perguruan tinggi akan mempengaruhi isi pelajaran yang akan dikembangkan dalam
kurikulum. Perkembangan teknologi selain menjadi isi kurikulum juga mendukung
pengembangan alat bantu dan media pendidikan. ari segi pengembangan ilmu
pendidikan dan keguruan serta penyiapan guru-guru Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK, seperti IKIP, FKIP, STKIP). Kurikulum Lembaga Pendidikan
Tenaga Kependidikan juga mempengaruhi pengembangan kurikulum, terutama melalui
penguasaan ilmu dan kemampuan keguruan dari guru-guru yang dihasilkannya.
2. Masyarakat
Masyarakat
yang ada di sekitar sekolah mungkin merupakan masyarakat yang homogen atau
heterogen. Sekolah berkewajiban menyerap dan melayani aspirasi-aspirasi yang
ada di masyarakat. Salah satu kekuatan yang ada dalam masyarakat adalah dunia usaha.
Perkembangan dunia usaha yang ada di masyarkat akan mempengaruhi pengembangan
kurikulum. Hal ini karena sekolah tidak hanya sekedar mempersiapkan anak untuk
selesai sekolah, tetapi juga untuk dapat hidup, bekerja, dan berusaha. Jenis
pekerjaan yang ada di masyarakat berimplikasi pada kurikulum yang dikembangkan
dan digunakan sekolah.
3. Sistem nilai
Sistem nilai yang akan dipelihara
dan diteruskan tersebut harus terintegrasikan dalam kurikulum. Persoalannya
bagi pengembang kurikulum ialah nilai yang ada di masyarakat itu tidak hanya
satu. Masyarakat umumnya heterogen, terdiri dari berbagai kelompok etnis,
kelompok vokasional, kelompok intelek, kelompok sosial, dan kelompok spritual
keagamaan, yang masing-masing kelompok itu memiliki nilai khas dan tidak sama.
Dalam masyarakat juga terdapat aspek-aspek sosial, ekonomi, politk, fisik,
estetika, etika, religius, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut sering juga
mengandung nilai-nilai yang berbeda Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam mengakomodasi pebagai nilai yang tumbuh di masyarakat dalam kurikulum
sekolah, diantaranya :
·
Mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang ada
dalam masyarakat
·
Berpegang pada prinsip demokratis, etis, dan moral
·
Berusaha menjadikan dirinya sebagai teladan yang patut
ditiru
·
Menghargai nlai-nilai kelompok lain
·
Memahami dan menerima keragaman budaya yang ada
a.
Peta
konsep hambatan k13
1.
berdasarkan
survey
a.
Tiga
manfaat penilaian autentik bagi siswa
Menerapkan
model penilaian otentik berpotensi mendatangkan berbagai manfaat dan
keuntungan, diantaranya :
·
Siswa berperan aktif dalam proses penilaian. Pada fase
ini dapat mengurang rasa cemas, takut mendapatkan nilai jelek yang dapat
menggganggu harga dirinya.
·
Penilaian autentik berhasil digunakan dengan siswa
dari berbagai latar belakang budaya, gaya belajar, dan kemampuan akademik.
·
Tugas yang digunakan dalam penilaian otentik lebih
menarik dan mencerminkan kehidupan sehari-hari siswa.
·
Sikap yang lebih positif terhadap sekolah dan belajar
dapat berkembang.
·
Penilaian otentik mempromosikan pendekatan yang lebih
berpusat pada siswa untuk mengajar.
·
siswa dapat memulai sesuatu yang berbaik
skala kecil dan dari awal.
Semua bentuk
penilaian yang baik selalu diawali dengan kejelasan standar yang dinyatakan,
fokusnya adalah pengetahuan apa yang seharusnya siswa ketahui dan aktivitas apa
yang harus dapat siswa kerjakan. Lebih dari itu, nalai-nilai apa yang
sesungguhnya harus siswa miliki. Contoh penilaian autentik, meliputi:
·
Penampilan keterampilan siswa atau mendemonstrasikan
bagaimana siswa menerapkan ilmu pengetahuan.
·
Melakukan simulasi atau bermain peran.
·
Rekaman portofolio atau item strategic yang terpilih.
·
Pamaran atau kompetensi yang dapat siswa tunjukkan
Penerapan
model penilaian otentik berimplikasi pada disain pembelajaran. Menguasai
pengetahuan yang dinilai dengan model tes pilihan ganda. Pembelajaran harus
dikembangkan sehingga menghasilkan produk belajar dalam bentuk pengetahuan dan
ketrampilan menerapkan pengetahuan pada kehidupan nyata. Produk belajar siswa
bersifat kontekstual.
b.
Penerapan
penilaian autentik pada praktikum kimia
Penerapan penilaian auntentik dalam praktikum kimia, dapat menggunakan
penilaian kinerja. Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang
meminta siswa untuk melakukan suatu tugas pada situasi yang sesungguhnya yang
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Ada beberapa cara untuk memetakan hasil penilaian
berbasis kinerja, yakni Daftar cek (checklist), Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative
records), Skala penilaian (rating scale), Memori atau ingatan (memory
approach).
Penilaian kinerja cocok digunakan untuk menilai
ketercapaian penguasaan kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas
tertentu, seperti: praktik di laboratorium, presentasi, diskusi, bernyanyi, dan
membaca puisi/deklamasi. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut:
a.
langkah-langkah kerja yang diharapkan
untuk dilakukan peserta didik dalam menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
b.
kelengkapan dan ketepatan aspek yang
akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c.
kemampuan-kemampuan khusus yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d.
kemampuan yang akan dinilai tidak
terlalu banyak (hanya yang esensial), sehingga semua dapat diamati.
e.
kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan
urutan yang akan diamati
Komentar
Posting Komentar