KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA



KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA
Hasil gambar untuk gambar animasi praktikum kimia 
Ilmu Kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari tentang sifat-sifat zat, struktur zat, susunan / komposisi zat, perubahan zat, dan energi yang menyertai perubahan zat. Dengan demikian objek yang dibahas dalam ilmu kimia adalah zat atau materi.
            Ilmu kimia tidak hanya membahas tentang zat-zat secara teoretis, tetapi juga mencoba membahas secara empiris. Hal ini disebabkan ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh melalui kerja ilmiah, sehingga dalam mempelajari ilmu kimia ada dua hal yang harus  dipelajari, yaitu aspek produk (fakta, konsep, prinsip, teori, hukum) dan aspek empiris.
Oleh karena itu selain kita mempelajari produk-produk ilmu kimia, juga sangat perlu untuk mempelajari bagaimana proses penemuan produk ilmu kimia tersebut (proses penemuan konsep, prinsip, teori, atau hukum).
Dalam pembelajaran kimia sangat memerlukan kegiatan penunjang berupa praktikum maupun eksperimen di laboratorium. Hal ini dikarenakan metode praktikum adalah salah satu bentuk pendekatan keterampilan proses. Bagi peserta didik diadakannya praktikum selain dapat melatih bagaimana penggunaan alat dan bahan yang tepat, juga membantu pemahaman mereka terhadap materi kimia yang diajarkan di kelas. Selain itu, bagi peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu tinggi, maka melalui praktikum mereka dapat memperoleh jawaban dari rasa ingin tahunya secara nyata.
Namun demikian tidak semua SMA memiliki laboratorium yang memadai, sehingga tidak semua konsep kimia yang diajarkan diikuti praktikum di laboratorium. Untuk melaksa-nakan praktikum yang berkaitan dengan materi pokok yang diajarkan di kelas diperlukan seperangkat alat dan bahan yang kadang-kadang sulit dipenuhi oleh sekolah. 
Ketiadaan alat dan bahan kimia sering menjadi kendala tidak dilakukannya praktikum, meskipun guru pengampu memiliki petunjuk praktikumnya. Oleh karena itu sangat diperlukan kreativitas guru kimia dalam mencari alternatif bahan dan alat lain yang dapat digunakan agar praktkum tetap dapat dilaksanakan. Dengan demikian pelaksanaan praktikum tidak bergantung pada fasilitas laboratorium yang ada di sekolah, tetapi cukup menggunakan bahan dan alat yang dengan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. 
Berdasarkan kenyataan di lapangan, sebagian besar guru kimia relatif hanya sedikit melakukan kegiatan praktikum, yaitu hanya bergantung pada alat dan bahan yang tersedia. Padahal praktikum merupakan kegiatan wajib yang harusnya menyertai setiap pembelajaran materi di kelas. Berkaitan dengan hal itu, maka penting bagi guru kimia untuk dibekali pengetahuan mengenai bagaimana cara mengembangkan praktikum yang berbasis lingkungan, sehingga kendala fasilitas laboratorium yang tidak memadai dapat diatasi dengan baik. Pada kesempatan ini akan disajikan beberapa contoh praktikum kimia sederhana dengan menggunakan alat dan bahan yang ada di lingkungan sekitar.   
Menurut Sylvia Kerr & Olaf Runquist (2005) seorang guru sebaiknya selalu berusaha meningkatkan kualitas profesionalismenya. Selain memiliki bekal bagaimana mengajar sains yang baik, guru juga perlu memiliki keterampilan laboratorium sebagai penunjang pelaksa-naan tugas di lapangan serta kemampuan pemecahan masalah, sehingga tidak mudah menyerah ketika menghadapi berbagai masalah yang berkaitan dengan tugas mengajarnya. Dengan keterampilan laboratorium yang baik dan kemampuan memecahkan masalah, seorang guru senantiasa dapat berbuat dan berkreasi merancang kegiatan praktikum bagi peserta didiknya meskipun dalam kondisi sarana dan prasarana laboratorium yang serba kekurangan.
Sesuai dengan anjuran Kurikulum yang sekarang dianut oleh dunia pendidikan di negara kita, bahwasanya diharapkan peserta didik bukan lagi sebagai objek pembelajaran tetapi juga sebagai subjek pembelajaran, maka keberadaan praktikum sebagai metode pembelajaran bidang studi sains / IPA merupakan suatu keharusan. Melalui praktikum peserta didik belajar menemukan konsep sendiri bersama-sama dengan teman sekerjanya dalam kelompok, sekaligus membantu pemahaman konsep yang diajarkan di kelas.
            Kekurangan atau tidak tersedianya berbagai bahan dan alat kimia seringkali menjadi kendala tidak berlangsungnya suatu topik praktikum. Menghadapi kendala seperti ini, sudah saatnya bagi kita yang berkecimpung di dunia pendidikan terutama mereka yang terkait dalam proses pembelajaran, yaitu guru dan peserta didik memikirkan jalan keluarnya. Seperti diketahui, bahwa “dunia kita adalah dunia kimia”, artinya segala yang ada di dunia ini tidak terlepas dari aspek kimiawi. Hal ini memberikan inspirasi bagi kita bahwa lingkungan sekitar sebenarnya merupakan sarana untuk belajar kimia dan untuk menunjukkan fenomena-fenomena kimiawi seperti yang tertulis dalam materi pelajaran kimia yang diajarkan di kelas.
                 Struktur Atom dan Ikatan Kimia
Untuk membuktikan bahwa dalam atom terdapat partikel penyusun atom yang dapat bergerak, yaitu elektron dapat dilakukan percobaan sederhana sbb :



Kertas adalah contoh sebuah materi yang terdiri dari atom-atom. Tiap atom memiliki inti atom yang bermuatan positif dan elektron yang mengelilinginya yang bermuatan negatif. Dengan menggosokkan balon ke rambut, maka elektron pada rambut akan terlepas, sehingga menyebabkan balon terkena pengaruh muatan negatif elektron. Ketika balon yang “bermuatan” negatif didekatkan pada potongan kertas, maka muatan positif kertas akan tertarik balon. Gaya tarik antara muatan negatif dan positif ini mampu mengatasi gravitasi bumi sehingga potongan kertas melompat ke atas dan menempel pada balon.
Percobaan ini sekaligus dapat menunjukkan pada kita bahwa yang dapat bergerak dan berikatan dengan atom lain adalah elektron, bukan proton maupun neutron.


Komentar

  1. Kegiatan praktikum merupakan metode yang memberikan pengaruh terhadap keberhasilan peserta didik dalam belajar kimia. Melalui kegiatan praktikum peserta didik dapat mempelajari kimia melalui pengamatan proses kimia, melatih keterampilan berfikir, bersikap ilmiah, dan dapat memecahkan masalah melalui metode ilmiah. Bagaiman jika salah satu Sekolah tidak menerapkan metode praktikum dalam pembelajaran kimia, apakah pembelajaran dapat dikatakan efektif?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tentu saja tidak, karena dalam kimia terdapat materi yang harus dipraktikumkan seperti asam dan basa, larutan elektrolit dan non elektrolit, dll agar siswa dapat memahami materi tersebut secara maksimal. Jika tidak dilaksanak praktikum, siswa hanya membayangkan saja teori yg dijelaskan oleh guru tanpa mengatahui fakta dan bukti yg terjadi sebenarnya, hal ini akan menyebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi tersebut.

      Hapus
    2. materi kimia merupakan materi yang sangat erat kaitannya dengan eksperiment, karena ntuk menguatkan konsep yang dipelajari siswa mak dilakukan praktikum. seperti yang kita ketahui bahwasanya materi kimia merupakan materi yang bersifat abstrak, sehingga dengan melalui pratikum diharapkan sifat abstrak pada materi kimia dapat lebih konkret, sehingga untuk mencapai tujuan pembelajaran praktikum sangt diperlukan.
      jika suatu sekolah tidak memiliki alat dan bahan atau laboratorium sekolah tersebut tidak memadai maka guru dapat memanfaatkan bahan dari alam, contohnya pada praktikum materi asam basa. asam yang digunakan dapat berupa cuka dn basa yang digunakan adalah air sabun. sedangkan untuk indikatornya guru dapat memanfaatkan berbagai tanaman, contohnya kunyit dan bunga kembang sepatu.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

INOVASI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

ETNOKIMIA DI BUMI PUSAKO BETUAH NEGERI JAMBI (KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KERINCI-JAMBI)