miskonsepsi



Miskonsepsi
konsep merupakan suatu yang mewakili abstraksi dan ciri-ciri sesuatu untuk mempermudah komunikasi orang dan yang memungkinkan manusia berpikir ilmiah.
Beberapa pengertian konsep menurut para ahli :
·         Menurut Ausuber (Berg, 1991:8) bahwa : konsep merupakan benda-benda, kejadian-kejadian, situasi-situasi atau ciri-ciri yang memiliki ciri-ciri khas yang terwakili dalam setiap budaya oleh suatu benda atau simbul.
·         Menurut Slavin (Sudarmo 2005:66) mengungkapkan bahwa konsep merupakan suatu abstraksi dari pemikiran yang merupakan generalisasi dari suatu rangkaian khusus.
·         Sedangkan menurut Arend (Sudarmo 2005:66) konsep merupakan sarana seseorang dalam mengklasifikasikan suatu objek dan jaringan pemikiran untuk menentukan prinsip dan aturan, semua itu merupakan dasar bagaimana jaringan pemikiran dapat tersusun guna menuntun seseorang dalam berpikir.
Setiap konsep yang berada dalam pikiran seseorang dapat terbentuk sedemikian rupa, berkembang dan mengalami perubahan yang disebabkan oleh pengalaman-pengalaman yang diprolehnya. Setiap konsep tidak berdiri sendiri, melainkan setiap konsep berhubungan dengan konsep-konsep yang lain. Semua konsep bersama membentuk jaringan pengetahuan dalam kepala manusia. Semakin lengkap, terpadu, tepat dan kuat hubungan antara konsep-konsep dalam kepala seseorang, semakin pandai orang itu. Keahlian seseorang dalam suatu bidang studi tergantung lengkapnya jaringan konsep di dalam kepalanya.
Konsep-konsep awal yang tidak sesuai dengan kebenaran sains ini disebut miskonsepsi. Konsep awal tersebut didapatkan oleh peserta didik saat berada di sekolah dasar, sekolah menengah, dari pengalaman dan pengamatan mereka di masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang bahwa konsep siswa, meskipun tidak cocok dengan konsep ilmiah, dapat bertahan lama dan sulit diperbaiki atau diubah selama pendidikan formal.
Secara garis besar penyebab miskonsepsi dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu siswa, guru, buku teks, konteks dan metode mengajar.
Miskonsepsi yang disebabkan oleh salah mengajar agak sulit dibenahi karena siswa merasa yakin bahwa yang diajarkan guru itu benar. Penyebab miskonsepsi dari buku terdapat pada penjelasan atau uraian yang salah dalam buku tersebut. Konteks, seperti budaya, agama dan bahasa sehari-hari juga mempengaruhi miskonsepsi siswa. Sedangkan metode mengajar hanya menekankan pada kebenaran satu segi sering memunculkan salah pengertian siswa.
Miskonsepsi memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a.    Miskonsepsi sulit diperbaiki, berulang, mengganggu konsepsi berikutnya.
b.    Sisa miskonsepsi seringkali akan terus menerus mengganggu, soal-soal yang sederhana dapat dikerjakan namun pada soal yang sulit sering miskonsepsi muncul kembali.
c.    Miskonsepsi tidak dapat dihilangkan dengan ceramah yang bagus.
Siswa, guru, mahasiswa, dosen atau peneliti dapat terkena miskonsepsi baik yang pandai maupun yang tidak. Dalam pelaksanaan pembelajaran kadang miskonsepsi disamakan dengan ketidaktahuan maka seringkali guru pada umumnya tidak mengetahui miskonsepsi yang lazim terjadi pada siswanya.
Permasalahan :
Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan dalam menyampaikan suatu hal dari satu orang ke orang yang lainnya. Begitupun dengan guru, dalam proses pembelajaran guru ataupun siswa seringkali mengalami miskonsepsi dari pembahasan yang seharunya. Yang disampaikan oleh guru kerap kali tidak selaras dengan yang diterima oleh siswa. Dan miskonsepsi juga dapat terjadi dari guru tersebut, misalnya sang guru ingat bahwa terdapat kesalahan dalam penyampaian materi sebelumnya. Apa yang harus dilakukan guru tersebut untuk memperbaiki konsep yang telah ia sampaikan? Dan bagaimana cara guru mengetahui bahwa siswaa telah mengalami miskonsepsi akan materi yang ia sampaikan?

Komentar

  1. mengulas kembali pada materi yang telah diberikan sebelumnya dengan memperbaiki kesalahan sebelumnya. untuk mengetahui terjadi tidaknya miskonsepsi gruru dapat menanyakan kembali mater yang sebelumnya yang telah diberikan

    BalasHapus
  2. cara guru mengetahui bahwa siswa telah mengalami miskonsepsi akan materi yang telah disampaikan yaitu dapat dengan cara Melakukan tes diagnostik pada awal pembelajaran atau pada setiap akhir suatu pembahasan yang bentuknya dapat berupa tes objektif pilihan ganda atau bentuk lain seperti menggambar diagram fisis atau vektoris, grafis, atau penjelasan dengan kata-kata. Dan juga Memberikan pertanyaan, pertanyaan terbalik atau pertanyaan yang kaya konteks.

    BalasHapus
  3. Langkah-langkah untuk mendeteksi miskonsepsi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
    a. Melakukan tes diagnostik pada awal pembelajaran atau pada setiap akhir suatu pembahasan yang bentuknya dapat berupa tes objektif pilihan ganda atau bentuk lain seperti menggambar diagram fisis atau vektoris, grafis, atau penjelasan dengan kata-kata.
    b. Memberikan pertanyaan, pertanyaan terbalik (reverse question) atau pertanyaan yang kaya konteks.
    c. Mengkoreksi langkah-langkah yang digunakan dalam menyelesaikan soal-soal essai.
    d. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan lisan kepada siswa
    e. Dengan mewawancarai siswa.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMA

INOVASI DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

ETNOKIMIA DI BUMI PUSAKO BETUAH NEGERI JAMBI (KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KERINCI-JAMBI)