PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
A.
Pentingnya Penelitian Tindakan kelas
Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan didalam kelas. Penelitian tindakan kelas dapat dijadikan
sarana bagi guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran secara efektif.
Penelitian tindakan kelas juga merupakan kebutuhan bagi guru dalam meningkatkan
profesionalitasnya sebagai guru, karena (Sukanti, 2008):
1.
Penelitian tindakan kelas sangat kondusif untuk
membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran
dikelasnya. Guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang guru dan siswa
lakukan.
2.
Peneltian tindakan kelas meningkatkan kinerja
guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai praktisi yang sudah
merasa puas terhadap apa yang dikerjakan tanpa adanya upaya perbaikan dan
inovasi namun dia bisa menempatkan dirinya sebagai peneliti dibidangnya.
3.
Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran
melalui suatu pengkajian yang terdalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya.
4. Penelitian
tindakan kelas tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena tidak perlu
meninggalkan kelasnya.
Mengingat
pentingnya penelitian tindakan kelas tersebut diatas, guru hendaknya mulai
melakukan dan meningkatkan penelitiannya baik secara kuantitas maupun kualitas.
Untuk mendorong dan memfasilitasi guru dalam melakukan penelitian tindakan
kelas, pemerintah secara rutin menyediakan dana block grant untuk
penulisan karya ilmiah melalui penelitian tindakan kelas.
B. Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas
Terdapat
beberapa pengertian /definisi dari penelitian tindakan kelas yaitu antara lain
:
1. Menurut
Amat Jaedun (2008), penelitian tindakan kelas PTK adalah salah satu jenis
penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dikelasnya (metode, pendekatan, penggunaan media, teknik evaluasi
dsb).
2.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang dijumpai guru dalam kegiatan
pembelajaran (Sukanti, 2008).
3.
Penelitian tindakan kelas adalah suatu kegiatan
penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan
masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan
hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi
peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Penelitian tindakan kelas dapat
dilakukan secara individu maupun kolaboratif (Ani W, 2008).
4. Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian kasus disuatu kelas, hasilnya berlaku
spesifik sehingga tidak untuk digeneralisasikan ke kelas atau ketempat yang
lain dan analisis datanya cukup dengan mendeskripsikan data yang terkumpul
(Paidi, 2008)
Dari
pengertian-pengertian penelitian tindakan kelas tersebut diatas, dapat diambil
suatu pemahaman bahwa penelitan tindakan kelas merupakan penelitian yang
bersifat kasuistik dan berkonteks pada kondisi, keadaan dan situasi yang ada
didalam kelas yang dilaksanakan untuk memecahka permasalahan-permasalahan yang
terjadi guna meningkatkan kualitas pembelajaran didalam kelas.
C. Tujuan
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian
tindakan kelas secara umum dilaksanakan untuk memecahkan
pemasalahan-permasalahan yang terjadi didalam kelas sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan secara efektif. Disamping itu penelitian tindakan
kelas dapat menumbuhkan sikap mandiri dan kritis guru terhadap situasi dan
keadan didalam kelas yang diajarnya. Adapun tujuan lain dari penelitian
tindakan kelas menurut Sukanti (2008) dan Ani W (2008) yaitu :
1.
Memperbaiki mutu dan praktik pembelajaran yang
dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.
2.
Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
3.
Mengidentifikasi, menemukan solusi dan mengatasi
masalah pembelajaran dikelas agar pembelajaran bermutu.
4. Meningkatkan
dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan
membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya. Mengeksplorasi
dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya
pendekatan, strategi, metode, media pembelajaran).
5.
Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara dan
strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain
kemampuan inovatif guru.
6. Mengeksplorasi
pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran
bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan
umum dan asumsi.
D. Manfaat
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitin
tindakan kelas berdampak pada tumbuhnya budaya meneliti pada guru sehingga
wawasan dan pengetahuan yang berasal dari pengalaman dalam penelitiannya
semakin meningkat. Bahkan pengalaman yang diperoleh guru dalam melakukan
penelitian tindakan kelas memungkinkan guru untuk menyusun kurikulum sesuai
dengan kebutuhan. Manfaat lain dari penelitian tindakan kelas menurut Ani W
(2008) dan Sukanti (2008) adalah sebagai berikut :
1.
Menghasilkan laporan-laporan penelitian tindakan
kelas yang dapat dijadikan panduan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Selain
itu hasil-hasil penelitian tindakan kelas yan dilaporkan dapat menjadi artikel
ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentinngan antara lain disajikan dalam
forum ilmiah dan dimuat dijurnal ilmiah.
2.
Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya dan tradisi
meneliti dan menulis artikel ilmiah dikalangan guru. Hal ini telah ikut
mendukung profesionalisme dan karir guru.
3.
Mampu mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan
sinergi antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama
memecahkan masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
4.
Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam
menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan
konteks local, sekolah dan kelas.
5.
Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan,
kegairahan, ketertarikan, kenyamanan dan kesenanngan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran di kelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswapun
dapat ditingkatkan.
6. Dapat
mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman,
menyenangkan dan melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik dan atau
media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara
sungguh-sungguh.
E. Pemilihan
dan Penetapan Masalah Dalam PTK
Pemilihan
dan penetapan masalah penelitian merupakan langkah awal yang paling krusial dan
penting dalam suatu penelitian karena masalah penelitian mempengaruhi strategi
yang akan diterapkan dalam pemecahan masalah. Dalam mengidentifikasi dan
memformulasikan masalah PTK haruslah tepat dan memenuhi karakteristik sebagai
berikut (Ishariwi, 2008):
1.
Identifikasi dan formulasi masalah harus
memungkinkan untuk diteliti melalui PTK
2.
Formulasi masalah dirumuskan secara baik dan
benar serta jelas agar peneliti dapat dengan mudah meletakkan dasar teori atau
kerangka konseptual dalam pemecahan masalah dan alternative solusi tindakan
yang tepat.
3.
Formulasi masalah dan tindakan yang sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi akan memudahkan peneliti dalam menyusun
hipotesis tindakan dan mengumpulkan data penelitian.
4.
Formulasi tindakan harus mencerminkan kesesuaian
dengn masalah yang diteliti dan menunjukkan perubahan atau peningkatan yang
lebih baik.
5.
Masalah dalam penelitian tindakan berbeda dengan
masalah penelitian pada umumnya (konvensional) karena dalam PTK peneliti
terlibat langsung.
6. Pemilihan
masalah PTK memenuhi kriteria : (a) untuk melakukan perubahan, peningkatan atau
perbaikan proses kinerja (proses pembelajaran); (b) memiliki dampak langsung
terhadap peneliti yaitu menumbuhkan sikap dn kemauan untuk selalu melakukan
upaya perbaikan dan (c) menumbuhkan budaya meneliti dan menjadikan guru seorang
peneliti.
Dalam melaksanakan penilitian tindakan kelas, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan karena dalam setiap PTK ini diangkat dari masalah yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik siswa. Jadi apa sajakah kira-kira yang akan menjadi hambatan dalam melaksanakan PTK ini dalam pembelajaran kimia dan bagaimanakah cara menanggulanginya?
BalasHapusGuru sering mengalami kendala atau hambatan dalam melaksanakan rangkaian kegiatan PTK. PTK merupakan serangkaian proses yang membentuk siklus berkesinambungan. Hal ini dilakukan sendiri tahap demi tahap pelaksanaan PTK. Selain itu, PTK juga melibatkan kolaborasi dengan teman sejawat. Keengganan diri untuk melibatkan rekan sejawat masih menjadi hambatan psikologis bagi sebagian guru. Enggan karena khawatir akan terbuka kekurangan atau kelemahan dalam mengajar.
Hapussolusinya yaitu Agar pelaksanaan kegiatan PTK memenuhi persyaratan dan berjalan lancar, mau tidak mau harus berkolaborasi dengan rekan sejawat. Rekan sejawat tidak mesti dari guru mata pelajaran yang sama melainkan juga dengan rekan guru dari mata pelajaran lain. Kendala psikologis dalam melaksanakan kegiatan PTK memang harus disingkirkan mengingat PTK menyangkut kenaikan pangkat guru di sekolah. Mungkin perlu membuang rasa khawatir dimana berkolaborasi akan mengungkap kekurangan dan kelemahan dalam mengajar.
hambatan pada saat PTK dikarenakan kurang matangnya perencanaan kegiatan yang dilakukan guru, guru dapat mengetahui bahwa PTK yang ia lakukan mengalami hambatan pada saat Refleksi. Sebagaimana telah diisyaratkan hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakan tindakan yang telah dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah yang memicu penyelenggara PTK atau belum. Jika hasilnya belum memuaskan, maka dilakukan tindakan perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya atau, apabila perlu, dengan menyusun tindakan perbaikan yang betul-betul baru uantuk mengatasi masalah yang ada.
BalasHapusDengan kata lain, jika masalah yang diteliti belum tuntas, atau belum memuaskan pengatasannya, maka PTK harus dilanjutkan pada siklus ke-2 dengan prosedur yang sama seperti pada siklus ke-1, yaitu (perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan analisis-refleksi).
Apabila pada siklus ke-2 ini permasalahan sudah terselesaikan (memuaskan), maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus ke-3. Namun, jika pada siklus ke-2 masalahnya belum terselesaikan, maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke-3, dan seterusnya.
Jadi, suatu siklus dalam PTK sebenarnya tidak dapat ditentukan lebih dahulu jumlahnya. Sebab-sesuai dengan hakikat permasalahan yang kebetulan menjadi pemicunya-ada suatu penelitian yang cukup hanya dilakukan dalam satu siklus, karena masalahnya dapat diselesaikan, namun ada juga yang memerlukan beberapa siklus.
Dengan demikian, dapat dikatakan banyak sedikitnya jumlah siklus dalam PTK itu tergantung pada terselesaikannya masalah yang diteliti dan munculnya factor-faktor lain yang berkaitan dengan masalah itu.
seperti yang diketahui bahwa dalam pelaksanaannya PTK bersiklus, Bagaimana mengukur keberhasilan sebuah siklus pada PTK?
BalasHapus